√Cara Inovatif Rizal Ramli Bantu Gus Dur Bangun Ekonomi Kerakyatan Dan Keluar Dari Lilitan Utang
Selasa, 30 Juni 2020
Berita,
Cara Inovatif Rizal Ramli Bantu Gus Dur Bangun Ekonomi Kerakyatan Dan Keluar Dari Lilitan Utang,
Indonesia,
Kabar,
Konten Islam,
Politik,
Viral
Cara Inovatif Rizal Ramli Bantu Gus Dur Bangun Ekonomi Kerakyatan Dan Keluar Dari Lilitan Utang - Hai Sobat pembaca semuanya, salam sejahtera kami ucapkan untuk para sobat Pembaca Swarakyat. Semoga Allah selalu melindungi kita semua dan memberikan Rahmat dan hidayahNya sehingga sobat bisa meluangkan waktu untuk mampir di situs kami ini.
Di kesempatan ini kita akan mengupas tentang Cara Inovatif Rizal Ramli Bantu Gus Dur Bangun Ekonomi Kerakyatan Dan Keluar Dari Lilitan Utang yang mungkin sedang sobat cari, dan kami sudah menyiapkan artikel ini dengan baik untuk dapat Sobat baca dan ambil informasi didalamnya. Semoga postingan kami kali ini dapat membawa manfaat untuk Sobat semuanya, oke selamat membaca.
Era kepemimpinan Presiden Kiai Haji Abdurrahman Wahid alias Gus Dur menjadi tonggak awal perekonomian Indonesia kembali bangkit dari keterpurukan pasca krisis moneter (Krismon) tahun 1998.
Sebab pada tahun 1999-2001, Gus Dur bersama kabinetnya berhasil memberikan pertumbuhan signifikan untuk Produk Domestik Bruto (PDB), sekaligus keluar dari lilitan hutang luar negeri secara perlahan.
Menteri Koordinator bidang Ekonomi, Keuangan dan Industri (Ekuin) kala itu, Dr. Rizal Ramli, menceritakan keberhasilannya membantu Gus Dur untuk menyelesaikan berbagai persoalan ekonomi tersebut.
"Pada saat itu kami menaikkan gaji pegawai negeri sipil, TNI sama pensiunan 125 persen dalam waktu 21 bulan. Belum pernah terjadi sebelumnya. Akibatnya, golongan menangah ke bawah memiliki uang cash dan 99 persen mereka membelanjakan uangnya di sektor retail," ujar sosok yang kerab disapa RR ini dalam dikusi di Jakarta, Senin (29/6).
Ia juga berhasil menyelesaikan persoalan kredit macet dari program usaha tani yang digagas Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menangah era Presiden BJ Habibie, Adi Sasono dengan jumlah Rp 26 triliun.
RR saat itu mengusulkan kepada Gus Dur untuk membebaskan utang para petani, karena kebanyakan petani hanya memiliki tanah seluas setengah hingga seperempat hektare. Penyitaan tanah dinilainya tidak akan menjadi langkah solutif untuk mengembalikan dana pinjaman.
"Waktu itu petani yang punya setengah hektare, yang punya seperempat hektare diuber-uber, mau ditangkap. Saya bilang sama Gus Dur, 'Gus, kita udah gila apa? Mau nangkep petani yang (utangnya) Rp 3-4 juta, tanahnya cuma seperempat hektare, setengah hektare. Abis kita sita kita mau apain?' Jadi gimana Rizal (Gus Dur bertanya)? Kita hapusin saja semua, Rp 26 triliun. Loh duitnya gimana nanti buat yang lain (Gus Dur bertanya)? Ya saya carilah, itu urusan saya," RR bercerita.
Usulan tersebut kemudian dilakukan pemerintah dengan menghapus utang para petani. Ujungnya, produktifitas petani meningkat, termasuk daya beli di pedesaan.
Persoalan ekonomi lain yang juga dihadapi RR saat pemerintahan Gus Dur ialah kredit macet untuk usaha kecil, bahkan masuk kategori lima atau sangat macet. Lagi-lagi RR membuat terobosan dengan memanggil seluruh direksi bank BUMN di Indonesia.
"Saya bilang, kalau begitu kita pakai cara terobosan. Kita kasih diskon 50 persen. Saya definisikan yang kecil itu yang di bawah Rp 1 miliar (utangnya) dikasih diskon Rp 500 juta. Tapi sisanya mereka harus bayar dalam 3 bulan," terangnya.
"Dan ternyata, mumpung mereka dibebaskan dari kategori super macet, mereka jual tanahnya, jual mobil, pinjem tetangga, dia lunasin yang Rp 500 juta itu. Dirut Mandiri lapor sama saya, 'Pak kita dapet uang cash Rp 1,5 triliun', BRI Rp 1 triliun, total naik Rp 6-7 triliun. Jadi ada uang fresh lagi di bank yang bisa disalurkan," sambungnya.
Bahkan, persoalan utang luar negeri negara juga sempat diselesaiakan oleh RR. Di mana saat kepemimpinan Gus Dur, Indonesia ditagih utang yang selama 40 tahun ke belakang belum bisa diselesaikan dengan negara Kuwait.
Melalui jalur dimplomasi, mantan Kepala Bulog ini meminta negara Kuwait menurunkan bunga utangnya jika ingin dilunasi. Alhasil Kuwait setuju, san bahkan pemerintah dibangunkan Jembatan Pasopati di Bandung, Jawa Barat sebagai hadiahnya.
"Kita kerjain (bayar utangnya) lalu dia seneng. Dia bilang, Dr. Ramli saya seneng banget, saya mau kasih kamu hadiah. Saya bilang, saya kuliah lama di Bandung, setiap saya pulang ke Bandung macetnya luar biasa. Saya ingin kamu bangunin saya flyover pasopati. 'Yes sure', dikerajain sama dia, dibangun, gratis tuh," ungkapnya.
Tak hanya dengan Kuwait, RR juga hampir berhasil melunasi utang Indonesia dengan Jerman lewat cara diplomasi. Kala itu, Jerman menagih utang Indonesia dengan menebar isu golbal warming.
Jerman kerjanya kritik kita terus, Indonesia (dibilang) tukang ngerusak lingkungan hidup, hutan dihancurin, kemudian merusak paru-paru dunia. Akhirnya saya ketemu sama menteri keuangan Jerman, kita win-win. Kenapa enggak kamu potong utang Indonesia 600 juta dolar, kita sediakan 300 ribu hektare di Kalimantan untuk konservasi," beber RR.
"Kita lakukan 4 tahap, dia setuju. Dia potong utang Indonesia 600 juta dolar kita sediakan 300 ribu konservasi. Sayangnya pemerintahan Gus Dur jatuh, kita enggak bisa lanjutin 3 tahap berikutnya," demikian Rizal Ramli. (Rmol)
Di kesempatan ini kita akan mengupas tentang Cara Inovatif Rizal Ramli Bantu Gus Dur Bangun Ekonomi Kerakyatan Dan Keluar Dari Lilitan Utang yang mungkin sedang sobat cari, dan kami sudah menyiapkan artikel ini dengan baik untuk dapat Sobat baca dan ambil informasi didalamnya. Semoga postingan kami kali ini dapat membawa manfaat untuk Sobat semuanya, oke selamat membaca.
Era kepemimpinan Presiden Kiai Haji Abdurrahman Wahid alias Gus Dur menjadi tonggak awal perekonomian Indonesia kembali bangkit dari keterpurukan pasca krisis moneter (Krismon) tahun 1998.
Sebab pada tahun 1999-2001, Gus Dur bersama kabinetnya berhasil memberikan pertumbuhan signifikan untuk Produk Domestik Bruto (PDB), sekaligus keluar dari lilitan hutang luar negeri secara perlahan.
Menteri Koordinator bidang Ekonomi, Keuangan dan Industri (Ekuin) kala itu, Dr. Rizal Ramli, menceritakan keberhasilannya membantu Gus Dur untuk menyelesaikan berbagai persoalan ekonomi tersebut.
"Pada saat itu kami menaikkan gaji pegawai negeri sipil, TNI sama pensiunan 125 persen dalam waktu 21 bulan. Belum pernah terjadi sebelumnya. Akibatnya, golongan menangah ke bawah memiliki uang cash dan 99 persen mereka membelanjakan uangnya di sektor retail," ujar sosok yang kerab disapa RR ini dalam dikusi di Jakarta, Senin (29/6).
Ia juga berhasil menyelesaikan persoalan kredit macet dari program usaha tani yang digagas Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menangah era Presiden BJ Habibie, Adi Sasono dengan jumlah Rp 26 triliun.
RR saat itu mengusulkan kepada Gus Dur untuk membebaskan utang para petani, karena kebanyakan petani hanya memiliki tanah seluas setengah hingga seperempat hektare. Penyitaan tanah dinilainya tidak akan menjadi langkah solutif untuk mengembalikan dana pinjaman.
"Waktu itu petani yang punya setengah hektare, yang punya seperempat hektare diuber-uber, mau ditangkap. Saya bilang sama Gus Dur, 'Gus, kita udah gila apa? Mau nangkep petani yang (utangnya) Rp 3-4 juta, tanahnya cuma seperempat hektare, setengah hektare. Abis kita sita kita mau apain?' Jadi gimana Rizal (Gus Dur bertanya)? Kita hapusin saja semua, Rp 26 triliun. Loh duitnya gimana nanti buat yang lain (Gus Dur bertanya)? Ya saya carilah, itu urusan saya," RR bercerita.
Usulan tersebut kemudian dilakukan pemerintah dengan menghapus utang para petani. Ujungnya, produktifitas petani meningkat, termasuk daya beli di pedesaan.
Persoalan ekonomi lain yang juga dihadapi RR saat pemerintahan Gus Dur ialah kredit macet untuk usaha kecil, bahkan masuk kategori lima atau sangat macet. Lagi-lagi RR membuat terobosan dengan memanggil seluruh direksi bank BUMN di Indonesia.
"Saya bilang, kalau begitu kita pakai cara terobosan. Kita kasih diskon 50 persen. Saya definisikan yang kecil itu yang di bawah Rp 1 miliar (utangnya) dikasih diskon Rp 500 juta. Tapi sisanya mereka harus bayar dalam 3 bulan," terangnya.
"Dan ternyata, mumpung mereka dibebaskan dari kategori super macet, mereka jual tanahnya, jual mobil, pinjem tetangga, dia lunasin yang Rp 500 juta itu. Dirut Mandiri lapor sama saya, 'Pak kita dapet uang cash Rp 1,5 triliun', BRI Rp 1 triliun, total naik Rp 6-7 triliun. Jadi ada uang fresh lagi di bank yang bisa disalurkan," sambungnya.
Bahkan, persoalan utang luar negeri negara juga sempat diselesaiakan oleh RR. Di mana saat kepemimpinan Gus Dur, Indonesia ditagih utang yang selama 40 tahun ke belakang belum bisa diselesaikan dengan negara Kuwait.
Melalui jalur dimplomasi, mantan Kepala Bulog ini meminta negara Kuwait menurunkan bunga utangnya jika ingin dilunasi. Alhasil Kuwait setuju, san bahkan pemerintah dibangunkan Jembatan Pasopati di Bandung, Jawa Barat sebagai hadiahnya.
"Kita kerjain (bayar utangnya) lalu dia seneng. Dia bilang, Dr. Ramli saya seneng banget, saya mau kasih kamu hadiah. Saya bilang, saya kuliah lama di Bandung, setiap saya pulang ke Bandung macetnya luar biasa. Saya ingin kamu bangunin saya flyover pasopati. 'Yes sure', dikerajain sama dia, dibangun, gratis tuh," ungkapnya.
Tak hanya dengan Kuwait, RR juga hampir berhasil melunasi utang Indonesia dengan Jerman lewat cara diplomasi. Kala itu, Jerman menagih utang Indonesia dengan menebar isu golbal warming.
Jerman kerjanya kritik kita terus, Indonesia (dibilang) tukang ngerusak lingkungan hidup, hutan dihancurin, kemudian merusak paru-paru dunia. Akhirnya saya ketemu sama menteri keuangan Jerman, kita win-win. Kenapa enggak kamu potong utang Indonesia 600 juta dolar, kita sediakan 300 ribu hektare di Kalimantan untuk konservasi," beber RR.
"Kita lakukan 4 tahap, dia setuju. Dia potong utang Indonesia 600 juta dolar kita sediakan 300 ribu konservasi. Sayangnya pemerintahan Gus Dur jatuh, kita enggak bisa lanjutin 3 tahap berikutnya," demikian Rizal Ramli. (Rmol)
0 Response to "√Cara Inovatif Rizal Ramli Bantu Gus Dur Bangun Ekonomi Kerakyatan Dan Keluar Dari Lilitan Utang"
Posting Komentar