√Soal Pembakaran Bendera, PDIP Salatiga: Jangan Siram Bensin Ke Tengah Api
Selasa, 30 Juni 2020
Berita,
Indonesia,
Kabar,
Konten Islam,
PDIP Salatiga: Jangan Siram Bensin Ke Tengah Api,
Politik,
Soal Pembakaran Bendera,
Viral
Soal Pembakaran Bendera, PDIP Salatiga: Jangan Siram Bensin Ke Tengah Api - Hai Sobat pembaca semuanya, salam sejahtera kami ucapkan untuk para sobat Pembaca Swarakyat. Semoga Allah selalu melindungi kita semua dan memberikan Rahmat dan hidayahNya sehingga sobat bisa meluangkan waktu untuk mampir di situs kami ini.
Di kesempatan ini kita akan mengupas tentang Soal Pembakaran Bendera, PDIP Salatiga: Jangan Siram Bensin Ke Tengah Api yang mungkin sedang sobat cari, dan kami sudah menyiapkan artikel ini dengan baik untuk dapat Sobat baca dan ambil informasi didalamnya. Semoga postingan kami kali ini dapat membawa manfaat untuk Sobat semuanya, oke selamat membaca.
Insiden pembakaran bendera PDI Perjuangan beberapa waktu lalu memang telah memancing kemarahan kader partai banteng moncong putih tersebut di seluruh Indonesia. Namun, sesuai instruksi DPP PDIP, seluruh kader diminta untuk meresponsnya secara negatif. Termasuk menghindari provokasi.
Salah satu cara yang disarankan Ketua DPC PDIP Salatiga, Teddy Sulistio, agar terhindar dari provokasi adalah tidak 'saur manuk' atau saling membalas komentar di media sosial.
Perintah Teddy ini menyusul adanya gelombang kemarahan warga PDIP seluruh Indonesia terkait pembakaran bendera PDIP di Jakarta saat demo penolakan RUU HIP beberapa waktu lalu.
"Saya perintahkan tidak komentar, tidak 'saur manuk' di medsos. Mereka itu kan gerombolan antikemapanan peninggalan orde baru. Nggak usah ikut-ikutan. Kalau kita menanggapi sama saja kita menyiram bensin di tengah percikan api. Sambil teman-teman DPC PDIP Salatiga terus berbuat untuk masyarakat di tengah tangisan masyarakat,” kata Teddy Sulistio saat ditemui wartawan di Salatiga, Senin (29/6).
Ditanya mengapa PDIP Salatiga saat ini lebih memilih kalem, Teddy mengistilahkan 'membunuh nyamuk' tidak harus menggunakan bom atom.
"Saya imbau masyarakat PDIP Salatiga untuk pasang bendera lagi, hemat energi. Kalau kita bereaksi tujuan mereka berhasil,” ucapnya, dilansir Kantor Berita RMOLJateng.
Ia menegaskan, sikap PDIP Salatiga sejalan dengan perintah pusat untuk tidak melakukan aksi-aksi yang kontradiktif. Teddy juga tidak merasa khawatir jika pada akhirnya akan dijauhi partai lain.
"Emang takut dijauhi partai lain, kita biasa jalan sendiri. Biarlah RUU HIP ini dibahas petinggi PDIP di pusat. Mereka perwakilan kita di daerah, yang pasti kita menyakinkan semua bahwa PDIP adalah partai penerus ajaran Bung Karno,” tegasnya.
Selain itu, Teddy juga menyesalkan sikap BIN ataupun pihak intelejen yang dianggap kebobolan.
"Yang kami sesalkan, kenapa-kenapa BIN atau Intelejen tidak mengantisipasi gerakan-gerakan semacam itu. Membakar bendera partai, lama-lama membakar bendera Merah Putih. Fungsi intelejennya bagaimana? Itu kebobolan,” tandasnya.
Ia memastikan, PDIP Salatiga akan tetap berkomunikasi dengan NU dan Muhamadiyah sebagai bagian dari memperat silahturahmi.(rmol)
Di kesempatan ini kita akan mengupas tentang Soal Pembakaran Bendera, PDIP Salatiga: Jangan Siram Bensin Ke Tengah Api yang mungkin sedang sobat cari, dan kami sudah menyiapkan artikel ini dengan baik untuk dapat Sobat baca dan ambil informasi didalamnya. Semoga postingan kami kali ini dapat membawa manfaat untuk Sobat semuanya, oke selamat membaca.
Insiden pembakaran bendera PDI Perjuangan beberapa waktu lalu memang telah memancing kemarahan kader partai banteng moncong putih tersebut di seluruh Indonesia. Namun, sesuai instruksi DPP PDIP, seluruh kader diminta untuk meresponsnya secara negatif. Termasuk menghindari provokasi.
Salah satu cara yang disarankan Ketua DPC PDIP Salatiga, Teddy Sulistio, agar terhindar dari provokasi adalah tidak 'saur manuk' atau saling membalas komentar di media sosial.
Perintah Teddy ini menyusul adanya gelombang kemarahan warga PDIP seluruh Indonesia terkait pembakaran bendera PDIP di Jakarta saat demo penolakan RUU HIP beberapa waktu lalu.
"Saya perintahkan tidak komentar, tidak 'saur manuk' di medsos. Mereka itu kan gerombolan antikemapanan peninggalan orde baru. Nggak usah ikut-ikutan. Kalau kita menanggapi sama saja kita menyiram bensin di tengah percikan api. Sambil teman-teman DPC PDIP Salatiga terus berbuat untuk masyarakat di tengah tangisan masyarakat,” kata Teddy Sulistio saat ditemui wartawan di Salatiga, Senin (29/6).
Ditanya mengapa PDIP Salatiga saat ini lebih memilih kalem, Teddy mengistilahkan 'membunuh nyamuk' tidak harus menggunakan bom atom.
"Saya imbau masyarakat PDIP Salatiga untuk pasang bendera lagi, hemat energi. Kalau kita bereaksi tujuan mereka berhasil,” ucapnya, dilansir Kantor Berita RMOLJateng.
Ia menegaskan, sikap PDIP Salatiga sejalan dengan perintah pusat untuk tidak melakukan aksi-aksi yang kontradiktif. Teddy juga tidak merasa khawatir jika pada akhirnya akan dijauhi partai lain.
"Emang takut dijauhi partai lain, kita biasa jalan sendiri. Biarlah RUU HIP ini dibahas petinggi PDIP di pusat. Mereka perwakilan kita di daerah, yang pasti kita menyakinkan semua bahwa PDIP adalah partai penerus ajaran Bung Karno,” tegasnya.
Selain itu, Teddy juga menyesalkan sikap BIN ataupun pihak intelejen yang dianggap kebobolan.
"Yang kami sesalkan, kenapa-kenapa BIN atau Intelejen tidak mengantisipasi gerakan-gerakan semacam itu. Membakar bendera partai, lama-lama membakar bendera Merah Putih. Fungsi intelejennya bagaimana? Itu kebobolan,” tandasnya.
Ia memastikan, PDIP Salatiga akan tetap berkomunikasi dengan NU dan Muhamadiyah sebagai bagian dari memperat silahturahmi.(rmol)
0 Response to "√Soal Pembakaran Bendera, PDIP Salatiga: Jangan Siram Bensin Ke Tengah Api"
Posting Komentar