√Humphrey Djemat: Krisis Kesadaran Dan Hakikat Diri Dalam Berpolitik Masih Terjadi
Minggu, 12 Juli 2020
Berita,
Humphrey Djemat: Krisis Kesadaran Dan Hakikat Diri Dalam Berpolitik Masih Terjadi,
Indonesia,
Kabar,
Konten Islam,
Politik,
Viral
Humphrey Djemat: Krisis Kesadaran Dan Hakikat Diri Dalam Berpolitik Masih Terjadi - Hai Sobat pembaca semuanya, salam sejahtera kami ucapkan untuk para sobat Pembaca Swarakyat. Semoga Allah selalu melindungi kita semua dan memberikan Rahmat dan hidayahNya sehingga sobat bisa meluangkan waktu untuk mampir di situs kami ini.
Di kesempatan ini kita akan mengupas tentang Humphrey Djemat: Krisis Kesadaran Dan Hakikat Diri Dalam Berpolitik Masih Terjadi yang mungkin sedang sobat cari, dan kami sudah menyiapkan artikel ini dengan baik untuk dapat Sobat baca dan ambil informasi didalamnya. Semoga postingan kami kali ini dapat membawa manfaat untuk Sobat semuanya, oke selamat membaca.
Praktik kotor dalam proses politik diyakini akan terus terjadi jika tidak ada kesadaran atau hakikat diri untuk mereformasi partai politik sesuai cita-cita mulianya, yakni untuk melakukan kebajikan dan menegakkan keadilan.
Demikian disampaikan tokoh politik senior, Humphrey Djemat, saat memberikan sharing session terkait "Reformasi Partai Politik" dalam acara yang diinisiasi Vox Point Indonesia pada Sabtu malam (11/7).
"Jadi bukan utopia yang saya katakan ini. Cuma memang walaupun kelihatannya ini sederhana ya 'kesadaran', tapi apakah kesadaran itu memang kesadaran yang benar atau yang palsu? Tapi kita bisa melihat nanti yang palsu dari sikap mentalnya saja sudah kelihatan semuanya," kata Humphrey Djemat.
Ketua Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Muktamar Jakarta tersebut mengaku, akhir-akhir ini terutama di masa pandemik Covid-19 dirinya sering berkontemplasi memperhatikan proses politik dan tabiat aktor politik di tanah air.
Hasil perenungannya itu antara lain dapat kesimpulan bahwa sejatinya telah terjadi krisis kesadaran dan hakikat diri dalam politik Indonesia.
"Menurut saya inilah yang dibilang krisis kesadaran atau krisis hakikat diri yang ada pada saat ini. Keadaan ini memang membuat kita putus asa, tapi tentu tidak boleh kita kehilangan harapan untuk keadaan yang seperti ini," tuturnya.
Humphrey mengatakan, selama tidak ada kesadaran dan hakikat diri dari aktor-aktor politik, hal-hal seperti politik transaksional hingga korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) akan terus menerus terjadi. Ini tidak terepas dari peran serta partai politik itu sendiri.
"Terus terang, kalau kita lihat kiprah dari partai politik itu tidak ada, kita harus akui itu. Makanya keadaan terus begitu terus, dari satu Pemilu ke Pemilu berikutnya bahkan yang akan datang juga akan sama. Diobrak-abrik undang-undangnya juga akan sama. Karena manusianya memang belum punya kesadaran, belum mengenal hakikat diri yang sebenarnya tujuan mereka berpolitik itu untuk apa?" sesalnya.
"Nah jelas kondisi ini sebenarnya ya harus dimulai dari dalam partai politik itu sendiri. Harus dari orang-orang yang ada di dalam partai politik itu. Dimulai dari pengurus parpol, elitenya, ketua umumnya. Nah kalau tidak muncul (kesadaran) memang sangat sulit sekali. Tapi bukannya tidak mungkin. Inilah yang menjadi konsen saya yang katakanlah perenungan saya selama ini kira-kira," sambungnya.
Namun begitu, Humphrey menegaskan bahwa tidak boleh kehilangan harapan untuk memperbaiki sistem politik itu sendiri. Salah satunya, dengan terus memupuk kesadaran dan terjun langsung ke politik untuk memperbaiki hal tersebut.
"Keadaan ini memang membuat kita putus asa, tapi tentu tidak boleh kita kehilangan harapan untuk keadaan yang seperti ini," tegasnya.
Kita harus tumbuhkan kesadaran. Kesadaran dari semua pihak sehingga yang timbul nanti pikiran yang jernih juga karya yang memang bersifat mulia untuk kepentingan masyarakat. Muncul intelegensi, budi atau akal sehat dalam pikiran orang-orang yang memimpin partai politik itu," demikian Humprey. (Rmol)
Di kesempatan ini kita akan mengupas tentang Humphrey Djemat: Krisis Kesadaran Dan Hakikat Diri Dalam Berpolitik Masih Terjadi yang mungkin sedang sobat cari, dan kami sudah menyiapkan artikel ini dengan baik untuk dapat Sobat baca dan ambil informasi didalamnya. Semoga postingan kami kali ini dapat membawa manfaat untuk Sobat semuanya, oke selamat membaca.
Praktik kotor dalam proses politik diyakini akan terus terjadi jika tidak ada kesadaran atau hakikat diri untuk mereformasi partai politik sesuai cita-cita mulianya, yakni untuk melakukan kebajikan dan menegakkan keadilan.
Demikian disampaikan tokoh politik senior, Humphrey Djemat, saat memberikan sharing session terkait "Reformasi Partai Politik" dalam acara yang diinisiasi Vox Point Indonesia pada Sabtu malam (11/7).
"Jadi bukan utopia yang saya katakan ini. Cuma memang walaupun kelihatannya ini sederhana ya 'kesadaran', tapi apakah kesadaran itu memang kesadaran yang benar atau yang palsu? Tapi kita bisa melihat nanti yang palsu dari sikap mentalnya saja sudah kelihatan semuanya," kata Humphrey Djemat.
Ketua Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Muktamar Jakarta tersebut mengaku, akhir-akhir ini terutama di masa pandemik Covid-19 dirinya sering berkontemplasi memperhatikan proses politik dan tabiat aktor politik di tanah air.
Hasil perenungannya itu antara lain dapat kesimpulan bahwa sejatinya telah terjadi krisis kesadaran dan hakikat diri dalam politik Indonesia.
"Menurut saya inilah yang dibilang krisis kesadaran atau krisis hakikat diri yang ada pada saat ini. Keadaan ini memang membuat kita putus asa, tapi tentu tidak boleh kita kehilangan harapan untuk keadaan yang seperti ini," tuturnya.
Humphrey mengatakan, selama tidak ada kesadaran dan hakikat diri dari aktor-aktor politik, hal-hal seperti politik transaksional hingga korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) akan terus menerus terjadi. Ini tidak terepas dari peran serta partai politik itu sendiri.
"Terus terang, kalau kita lihat kiprah dari partai politik itu tidak ada, kita harus akui itu. Makanya keadaan terus begitu terus, dari satu Pemilu ke Pemilu berikutnya bahkan yang akan datang juga akan sama. Diobrak-abrik undang-undangnya juga akan sama. Karena manusianya memang belum punya kesadaran, belum mengenal hakikat diri yang sebenarnya tujuan mereka berpolitik itu untuk apa?" sesalnya.
"Nah jelas kondisi ini sebenarnya ya harus dimulai dari dalam partai politik itu sendiri. Harus dari orang-orang yang ada di dalam partai politik itu. Dimulai dari pengurus parpol, elitenya, ketua umumnya. Nah kalau tidak muncul (kesadaran) memang sangat sulit sekali. Tapi bukannya tidak mungkin. Inilah yang menjadi konsen saya yang katakanlah perenungan saya selama ini kira-kira," sambungnya.
Namun begitu, Humphrey menegaskan bahwa tidak boleh kehilangan harapan untuk memperbaiki sistem politik itu sendiri. Salah satunya, dengan terus memupuk kesadaran dan terjun langsung ke politik untuk memperbaiki hal tersebut.
"Keadaan ini memang membuat kita putus asa, tapi tentu tidak boleh kita kehilangan harapan untuk keadaan yang seperti ini," tegasnya.
Kita harus tumbuhkan kesadaran. Kesadaran dari semua pihak sehingga yang timbul nanti pikiran yang jernih juga karya yang memang bersifat mulia untuk kepentingan masyarakat. Muncul intelegensi, budi atau akal sehat dalam pikiran orang-orang yang memimpin partai politik itu," demikian Humprey. (Rmol)
0 Response to "√Humphrey Djemat: Krisis Kesadaran Dan Hakikat Diri Dalam Berpolitik Masih Terjadi"
Posting Komentar