√Abdullah bin Ubay bin Salul, Penebar Hoax Zaman Nabi SAW

Abdullah bin Ubay bin Salul, Penebar Hoax Zaman Nabi SAW - Hai Sobat pembaca semuanya, salam sejahtera kami ucapkan untuk para sobat Pembaca Swarakyat. Semoga Allah selalu melindungi kita semua dan memberikan Rahmat dan hidayahNya sehingga sobat bisa meluangkan waktu untuk mampir di situs kami ini.

Di kesempatan ini kita akan mengupas tentang Abdullah bin Ubay bin Salul, Penebar Hoax Zaman Nabi SAW yang mungkin sedang sobat cari, dan kami sudah menyiapkan artikel ini dengan baik untuk dapat Sobat baca dan ambil informasi didalamnya. Semoga postingan kami kali ini dapat membawa manfaat untuk Sobat semuanya, oke selamat membaca.

Abdullah bin Ubay bin Salul, Penebar Hoax Zaman Nabi SAW 

KONTENISLAM.COM - Arti hoax adalah kabar, informasi, berita palsu atau bohong. Dalam KBBI disebutkan bahwa arti hoax adalah berita bohong. Hoax merupakan informasi yang direkayasa untuk menutupi informasi sebenarnya. Dengan kata lain, arti hoax juga bisa didefinisikan sebagai upaya pemutarbalikan fakta menggunakan informasi yang seolah-olah meyakinkan tetapi tidak dapat diverifikasi kebenarannya.

Menurut situs wikipedia, hoax didefinisikan sebagai informasi yang sesungguhnya tidak benar, tetapi dibuat seolah-olah benar adanya. Tujuan dari berita bohong adalah membuat masyarakat merasa tidak aman, tidak nyaman, dan kebingungan. Dalam kebingungan, masyarakat akan mengambil keputusan yang lemah, tidak meyakinkan, dan bahkan salah.

Tak heran, berita bohong atau fitnah atau istilah bekennya adalah hoax, sudah dilakukan sejak zaman Nabi. Termasuk kisah penyebaran hoax yang cukup fenomenal yang menimpa keluarga Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wassalam yang diabadikan dalam kitab Umdatul Qari syarh dari Shahih al Bukhari karya Badruddin Al A’ini.

Dalam hadis yang diriwayatkan dari Aisyah RA oleh Imam Bukhari dengan sanadnya dari Ibnu Syuhaib az-Zuhri, dari Urwah bin Az-Zubair, Said bin Al-Musaiyib, Alqamah bin Waqqash, Ubaidullah bin Abdullah bin Utbah bin Mas’ud tentang peristiwa tersebut, dikatakan, setelah usai peperangan itu, semua rombongan kaum Muslimin bermaksud kembali ke Madinah.

Saat itulah, Aisyah menyadari bahwa kalungnya yang terbuat dari merjan Azhfar (lihat An-Nihayah fi Gharib al-Hadits, karya Ibnul Atsir, 1/269) telah putus (hilang). Maka, Aisyah yang biasanya ditandu, segera kembali ke tendanya untuk mencari kalung tersebut. Sekian lama ia mencari kalung tersebut. Sementara, orang-orang yang membawa tandu Aisyah tak menyadari bahwa tuannya tidak berada di dalamnya. Karena itulah, Aisyah tertinggal dari rombongan.

Maka, Aisyah hanya pasrah. Ia berharap, ada rombongan kaum Muslimin yang kembali. Terlalu lama menunggu, Aisyah akhirnya terserang kantuk hingga akhirnya tertidur. Tanpa diduga, di saat itu muncullah salah seorang anggota rombongan yang bernama Shafwan bin Mu’athal as-Sulami adz-Dzakwani. Shafwan bertugas sebagai anggota pasukan yang paling belakang.

Melihat ada orang yang tertinggal, Shafwan segera menjenguknya. Namun, setelah mengetahui yang tertinggal itu adalah Ummul Mukminin, Aisyah RA, Shafwan pun lalu ber-istirja` (mengucapkan Innalillahi wa inna ilaihi rajiun). Shafwan pun segera memberikan tunggangannya (unta.Red) kepada Aisyah. Sedangkan, Shafwan sendiri, berjalan kaki sambil menuntun unta yang ditunggangi Aisyah. Mereka berdua berhasil menyusul rombongan kaum Muslimin yang sedang beristirahat.

Orang-orang yang menyaksikan kedatangan Ummul Mukminin bersama Shafwan, muncullah desas-desus terhadap hubungan keduanya. Mereka membicarakannya menurut prasangka masing-masing. Desas-desus itu kemudian terus menyebar hingga akhirnya menjadi fitnah atau berita bohong terhadap diri Aisyah, hingga seluruh rombongan tiba di Madinah.

Akibat hoax atau fitnah tersebut akhirnya menimbulkan kegoncangan di kalangan kaum Muslimin. Penyebar hoax atau berita bohong tersebut adalah Abdullah bin Ubay bin Salul. Dikenal juga dengan nama Ibnu Salul, seorang yang mengaku memeluk islam ketika Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasalam datang ke Madinah. Sebelumnya Abdullah bin Ubay bin Salul digadang-gadang akan dijadikan pemimpin di Madinah, namun dengan kedatangan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam, pengaruhnya memudar. Rasulullah akhirnya yang menjadi pemimpin di Kota Madinah, hal itulah yang membuat Abdullah bin Ubay bin Salul menaruh kebencian dan kedengkian terhadap Rasulullah.

Segala upaya ditempuh Abdullah bin Ubay demi ambisinya menguasai madinah, dengan melancarkan berita hoax untuk menghancurkan karakter Rasulullah dan keluarganya. Termasuk membuat desas-desus tuduhan istri Rasulullah yang merupakan ummahatul mukminin, istri yang paling dicintainya telah berselingkuh.

Karena tuduhan berselingkuh tersebut, sampai-sampai Rasulullah menunjukkan perubahan sikap atas diri Aisyah. Diceritakan Aisyah, karena peristiwa itu dirinya akhirnya jatuh sakit. Saat itu yang membuatku bingung ketika aku sakit, aku tidak melihat kelembutan dari Nabi SAW seperti yang biasa aku lihat dari beliau di kala aku sakit. Beliau hanya masuk sebentar dan mengucapkan salam, lalu bertanya; Bagaimana keadaanmu, kemudian pergi. Lihat karya Ibnul Atsir, An-Nihayah fi Gharib al-Hadits, 5/11).

Kondisi fitnah itu terus menyebar hingga mencapai satu bulan lamanya. Dan, selama itu pula, tak ada wahyu yang diterima Rasulullah. Sampai kemudian, Allah ‘azza wa jalla mengabarkan berita gembira kepada Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wassalam yang menyatakan bahwa Aisyah RA terbebas dari segala tuduhan perselingkuhan dan fitnah itu. Penegasan Allah itu terangkum dalam surah An-Nuur [24]: 11-26. Dengan turunnya ayat tersebut di atas, terbebaslah Aisyah RA dari tuduhan keji itu.

اِنَّ الَّذِیۡنَ جَآءُوۡ بِالۡاِفۡکِ عُصۡبَۃٌ مِّنۡکُمۡ ؕ لَا تَحۡسَبُوۡہُ شَرًّا لَّکُمۡ ؕ بَلۡ ہُوَ خَیۡرٌ لَّکُمۡ ؕ لِکُلِّ امۡرِیًٔ مِّنۡہُمۡ مَّا اکۡتَسَبَ مِنَ الۡاِثۡمِ ۚ وَ الَّذِیۡ تَوَلّٰی کِبۡرَہٗ مِنۡہُمۡ لَہٗ عَذَابٌ عَظِیۡمٌ

Artinya :

Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan kamu (juga).
Janganlah kamu mengira berita itu buruk bagi kamu bahkan itu baik bagi kamu.
Setiap orang dari mereka akan mendapat balasan dari dosa yang diperbuatnya.
Dan barangsiapa di antara mereka yang mengambil bagian terbesar (dari dosa yang diperbuatnya), dia mendapat azab yang besar (pula).

Maka, aktifitas penyebaran hoax, berita bohong atau fitnah adalah senjata andalan yang digunakan oleh orang munafik untuk menyerang umat islam. Dan telah dilakukan sejak dahulu kala. Bedanya hari ini adalah berita hoax melalui media sosial. Seolah beragama islam, namun membenci ajaran islam itu sendiri.

[panjimas]

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "√Abdullah bin Ubay bin Salul, Penebar Hoax Zaman Nabi SAW"

Posting Komentar