√Geger 'Al-Quran atau Pancasila', Aktivis Antikorupsi: Novel Bukan Teroris!

Geger 'Al-Quran atau Pancasila', Aktivis Antikorupsi: Novel Bukan Teroris! - Hai Sobat pembaca semuanya, salam sejahtera kami ucapkan untuk para sobat Pembaca Swarakyat. Semoga Allah selalu melindungi kita semua dan memberikan Rahmat dan hidayahNya sehingga sobat bisa meluangkan waktu untuk mampir di situs kami ini.

Di kesempatan ini kita akan mengupas tentang Geger 'Al-Quran atau Pancasila', Aktivis Antikorupsi: Novel Bukan Teroris! yang mungkin sedang sobat cari, dan kami sudah menyiapkan artikel ini dengan baik untuk dapat Sobat baca dan ambil informasi didalamnya. Semoga postingan kami kali ini dapat membawa manfaat untuk Sobat semuanya, oke selamat membaca.

Feri Amsari 

KONTENISLAM.COM - Badan Kepegawaian Negara (BKN) menjelaskan pertanyaan pilih Al Quran atau Pancasila ditanyakan kepada seseorang yang berkategori berat dan biasa digunakan untuk merekrut teroris. Direktur Pusat Studi Konstitusi (PUSaKO) Fakultas Hukum Universitas Andalas, Feri Amsari menegaskan kalau Novel Baswedan dkk bukan teroris.

"Novel sudah pasti bukan teroris. Kalau teroris sudah ditangkap dengan UU terorisme. Faktanya tidak. Novel itu dituduh teroris oleh para koruptor agar orang lupa bahwa koruptor itulah yang teroris," kata Feri, kepada wartawan, Minggu (20/6/2021).
 
Feri menilai pernyataan BKN merupakan kamuflase. Sehingga menurutnya, pemberhentian Novel dkk dianggap benar dan memiliki alasan.

"Itulah anehnya, bagi saya cap itu hanyalah kamuflase pembenaran agar pemberhentian mereka mendapatkan alasan," ujarnya.

Pandangan yang sama datang dari Peneliti Pusat Kajian Anti Korupsi (PUKAT) Fakultas Hukum UGM, Zaenur Rohman. Dia mengatakan narasi Taliban atau teroris memang sejak awal dituduhkan ke KPK untuk mendapat dukungan dari masyarakat.

"Taliban adalah narasi hoax untuk mendeligitimasi dukungan moral masyarakat kepada KPK. Hoax tersebut disebarkan jelang revisi UU KPK hingga saat ini," ucapnya.

"Novel itu menakutkan bagi koruptor. Dia seorang penegak hukum yang bahkan dilukai dengan air keras. Yang menuduh Novel sebagai teroris, memang kalau bukan koruptor ya suruhannya," lanjut Zaenur.
 
Zaenur mengatakan jika ada teroris di lingkungan KPK sebaiknya ditangkap dan diadili bukan malah disingkirkan. Dia mengatakan dengan memframing Novel dkk sebagai teroris merupakan bentuk nyata untuk menyingkirkan.

"Jika ada teroris di KPK atau di lembaga manapun silakan ditangkap dan diadili. Namun, memframing orang sebagai teroris karena tampilannya itu tidak lain karena ingin menyingkirkan," ujarnya.[detik]

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "√Geger 'Al-Quran atau Pancasila', Aktivis Antikorupsi: Novel Bukan Teroris!"

Posting Komentar